Tuesday, September 20, 2011

Hello My Paris

Haaii !! Ketemu lagi guys, sama gue tewe remaja kece berpantat yahud. Yeah, its me Dociiiinn :*
Today i pengen curhat tentang impian aku. Tentang rencana aku. Tentang Paris.

Paris, ya Paris. Kota yang jadi pujaan aku sebagai remaja yahud berpantat imut berusia 17 tahun. Paris tuh indah, biutipul, dan sesuatu banget !
Bukan mau neko-neko sih yah, aku punya mimpi pengen bisa ngunjungi Paris suatu saat nanti. Saat aku udah sukses, saat hidup aku udah bener bener di titik balik, dan ada seseorang yang bisa temenin aku disana.
Paris, i'll be there. Just wait for me.

Ini beberapa foto betapa cantik dan kecenya kota Paris. Sebagai obat penawar rindu lah karena belum bisa kesana




Foto terakhir ini so sweet banget yah. Sesuatu banget kalo bisa nikah di situasi kaya gitu. Sem, sem, sem, semoga aja yahhhh...

Oke remaja kece, sampai jumpa di Paris nanti yah ! Good luck for me, good luck for you ;)

Tuesday, September 6, 2011

Kenanganku Bersama Lynn

Hhhm. Selamat tengah malam cemans. Tiba tiba terbangun dari mimpi indah saya dimana saya dinobatkan jadi remaja tua kece dan yang ngasih mahkotanya adalah oppa Siwon  (ok, just skip it)

Beberapa hari yang lalu saya lagi bikin cerita fiksi gitulah, awalnya sih ngetik di memo di BB. Akhirnya kepikiran, kenapa gak di post aja. Well, ini tulisan seorang pemula asik yang enak diajak shopping sambil ngecengin jadi masih banyak salah sana sini. Just cekidot ya cemans-cemans




Aku tengah berada di salon untuk mengecat rambutku, saat handphoneku berbunyi. Saat kulihat rupanya ada BBm masuk dari Lynn, pria asal Brussel yang sudah menetap di Bandung selama 8 tahun. Aku mengenalnya sudah hampir lebih dari 5 tahun. "Queen, where are you know ?" Begitu isi BBm dari Lynn. "Aku lagi di salon, lagi ngecat rambut nih", "Ok, I take you 30 minutes again right", "Ok, thx Lynn ". Lynn itu teman dekatku, ya bisa dibilang sebagai "TTMku". Usianya tak terlalu jauh denganku, hanya beda 2 tahun, yakni 23 tahun. Dia bekerja di salah satu perusahaan komunikasi di Bandung. Jabatannya lumayan bergengsi, yaitu sebagai Branch Manager cabang Kepatihan.

Setengah jam kemudian Lynn datang tepat waktu, namun aku belum selesai. "Lynn just a minute again, ok" kataku pada Lynn. "No problem", Lynn tampak sangat tampan siang itu, dengan kemeja warna polos warna biru muda dan celana jins hitam. Rambutnya yang cepak, tampak mengkilap, sepertinya ia memakai gel rambut gumamku.

Selesai aku membayar di kasir Lynn menyodorkan tangannya padaku. Aku sedikit bingung melihatnya. "Come on let's go, hold my hand", aku tersenyum padanya dan mengenggam tangannya. Dia pun menyetir mobilnya menuju salah satu pusat perbelanjaan yang lumayan bergengsi di Bandung. "Would you accompanying me to search a new clothes ?", "Ok, but you must accompanying me too for searching heels ok ?" jawabku sambil menyeringai. Lynn membelai-belai rambutku sambil tersenyum. Tanpa kusadari ternyata tangan kanannya sudah memegang pinggangku, aku hanya tersenyum melihatnya, dan kubalas memeluk pinggangnya. Dari jauh kami tampak seperti sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta.

Lynn berhenti di depan butik kemeja, ya pusat perbelanjaan yang kami datangi konsepnya walk in shopping, seperti di Italia. Banyak butik butik level atas tersebar di kiri kanan jalanan perbelanjaan itu. "Queen, let's get in, I think we can find good things here". Lynn berjalan menuju hanger yang disebelah kiri dan mulai mencari kemeja yang diinginkannya. "Do you think it is nice for me ?" , kepalaku menggeleng melihat kemeja warna merah maroon dengan kancing putih itu, terlihat sangat kuno bagi seorang Lynn. "No, that's too weird for you".

Kutarik tangannya menuju rak yang ada di depan kasir. Yap, akhirnya kutemukan 1 kemeja tangan pendek warna abu dengan lis hitam di kerah dan lengannya. Sangat cocok untuk setelan Lynn. "Ok let's search the pant, you're a good chooser Queen", aku mencubit pinggangnya dan Lynn pun tersenyum genit.

Tapi ternyata Lynn kurang begitu menyukai model celana di butik itu, akhirnya dia hanya membeli kemeja abu yang kupilihkan. Kami beralih menuju butik lainnya yang sekiranya mempunyai model celana yang disukai Lynn. Bagiku jalan berdua dengan Lynn sangat menyenangkan. Ada perasaan yang aku tak mampu katakan saat aku menatap wajahnya, saat aku megenggam tangannya, saat aku melihat senyumannya, bahkan saat dia bengong sekalipun. Itu semua kombinasi yang indah. Rasanya hidup begitu indah saat aku bersama Lynn.

"Queen, I think I've found my pant in that shop". Desain bangunan butik itu sangat lucu, dengan perpaduan warna pink dan peach. Padahal itu toko pakaian pria. Terkesan lucu bagiku, sangat jauh berbeda dengan kesan pria yang manly. Arsitektur butik itu sepintas mirip bangunan di Yunani dengan pilar ukirannya. Mataku tertuju pada rak celana yang berada 6 meter di depanku. Ada satu celana yang kurasa cocok jika dipakai oleh Lynn. "Lynn sini ! Mungkin celana ini pas di kamu. Ayo coba dulu". Lynn menuju ke kamar ganti. Dia menutup semua tirainya, namun sesaat kemudian kepalanya muncul, " You wanna get in with me ?" ujarnya sambil mengedipkan mata sebelah kirinya. Aku tersipu malu digoda seperti itu. Kupukul dia dengan handbagku. "Hurry up Lynn, don't wasting our time". Tak berapa lama, Lynn keluar dan wow ! Lynn tampak sangat tampan dengan celana itu. Ternyata dia sekalian memakai baju yang tadi kupilihkan. Sangat cocok dan perfect untuk Lynn. "Amazing ! Kamu ganteng banget pake itu Lynn. Cocok buat kamu" "Kamu serius ?" tanya Lynn dengan bahasa Indonesia nya yang masih terdengar aneh. "Yes, I'm sure". Lynn kembali masuk ke dalam kamar ganti dan keluar langsung menuju kasir.

"It's almost 6 pm Lynn, let's find some food ok ?". "It's mean, you cancelled to visiting your shoes shop ?", "No problem, next time maybe". Akhirnya kami tiba di salah satu cafe. Lynn memesan Blended Frapuccino dan Baked Chicken Potato. Aku memesan Black Leaf Noodle dan Lemon Squah. "Gak pake lama ya mbak" teriakku saat pramusaji itu pergi dari meja kami.

Saat itu Bandung sedang gerimis, sehingga cuaca sedikit dingin dan berkabut. Lilin di meja kami membuat suasana terlihat lebih tentram dan romantis. "Queen........." ucapan Lynn tiba tiba berhenti dan dia menggenggam tanganku. Matanya menatap tajam padaku. Bola matanya yang berwarna biru muda itu menyihirku dengan segala sihirnya, membuatku menatapnya lebih dalam, tenggelam dalam hangatnya genggaman tangannya. "Queen, I love you".

Pet ! Sejenak aku seperti merasa disambar petir dengan sangat kencang. Lamunanku buyar seketika saat mendengar 3 kata yang meluncur dari bibirnya. "Uuhm, sorry I don't hear what you say". Aku pura pura bingung untuk menutupi kekagetanku. "I Love You", 3 kata itu meluncur lagi dari bibir Lynn yang merah itu. "Do you hear it now ?"

Jantungku berdegup kencang sekali. Aku rasa Lynn bisa mendengarnya bahkan. Tapi tanganku masih menggenggam tangannya dan mataku masih menatap kepada dua bola mata biru itu. "Queen ? Are you okay ?", "Eh, gapapa kok. I'm fine Lynn". Aku benar benar terlihat seperti orang bego saat itu. Bingung terdiam dan tak tahu harus berbicara apa. Kutarik nafasku dalam dalam, "love you too Lynn". Satu kecupan dari bibir merah itu mendarat tepat di keningku. Membuatku terasa hangat di dinginnya gerimis kota Bandung.

Tiba tiba semuanya terasa hening, sunyi. Semuanya begitu damai. Sepertinya aku dapat mendengar detak jantung Lynn dan begitupun sebaliknya. Pengunjung di kafe itu pun tak begitu banyak. Hanya terlihat 4 orang anak muda, mungkin mahasiswa lebih tepatnya di meja bulat di pojokkan sebelah kiri kami dan 2 orang pria dewasa, di dekat bar minuman. Tak berapa lama, makanan yang kami pesan diantar oleh pramusaji.

Selama makan, tak ada satu pun pembicaraan yang terdengar. Yang ada hanya suara sendok yang bergesekkan dengan piring, suara seruputan Lemon Squah yang kuminum, atau suara tetes air yang jatuh dari langit. Mungkin Lynn menjadi sedikit canggung setelah "dialog" tadi. Aku juga jadi tak enak hati sebenarnya. Ingin kuakui bahwa aku juga mencintainya. Mencintai setiap tetes cinta yang dia berikan. Mencintai setiap sentuhan yang dia berikan. Mencintai semua yang ada pada dirinya. Aku nyaman dekat dengannya. Tapi Lynn jadi sedikit dingin semenjak perbincangan tadi.

Kami kembali ke mobil dan selama perjalanan menuju apartemenku, Lynn tak bicara banyak. Hanya jawaban "yes, no, maybe, oh" yang sering keluar darinya. Aku mencoba mencairkan suasana. Namun diamnya membuat 15 menit kemudian menjadi hening dan sunyi. Akhirnya kami sampai di apartemenku "selamat malam, thankyou for today" hanya itu yang diucapkan Lynn. "Ok, bye Lynn". Dia tak menjawab, dan mobilnya berlalu di depanku dan perlahan menghilang dalam pekatnya malam.

"Lynn, are you alright ? Sorry buat tadi sore. Aku gak bermaksud buat begitu Lynn. Sungguh, aku hanya bingung dan kaget harus apa", aku mengetik kalimat itu di BBm ku untuk Lynn.
"Trentong trentong", BBm ku berbunyi "No problem Queen, I think I've make you shocked. But that's what I feel. I love you. Love everything on you. I love being close with you. I'm addicted with you, Queen", aku terdiam membaca BBm dari Lynn. Lama ku terdiam. Tiba tiba "trentong trentong" BBm lagi dari Lynn "I'm addicted to you".
"Kring kring kring kring" handphoneku berdering, private number rupanya.  "Hallo ?", lamaku menungguku tapi tak ada jawaban "Maukah kamu jadi Queen di hatiku  ?" Suara ini suara yang kukenal, suara yang aku cintai, Lynn ! Itu Lynn-ku. Aku tau Lynn tak akan dingin padaku. "Ya, you'll be the King my heart Lynn" "Oh thankyou Queen. I love you" "Love you too Lynn"

***********************

"Trentong trentong" BBm ku berbunyi. Ah dari Lynn rupanya "Good morning my Queen", kulirik jam weker pinokioku, ternyata sudah jam 8. Ah Lynn memang sering mem- BBm ku tiap pagi. Namu ввм nya pagi ini terasa beda. Karena mulai hari ini itu adalah Bmm dari kekasihku, James Lynn.

Hari minggu yang cerah ini, Lynn mengajakku untuk keluar. Well, this is my fisrt date kali yah gumamku. Karena hari ini hari yang special, aku juga sengaja memakai pakaian yang lebih special dari biasanya. Dress diatas lutut model vintage warna krem dengan renda di bagian pinggang, sepatu wedges warna coklat tua dengan aksesoris bulu bulu dan permata. Membuatku terlihat cantik dan seksi bukan. Tak lupa kupakai parfum andalanku dari HappyHeart dari Clinique. Dan ini yang tak boleh ketinggalan. Jam tangan kulit warna putih dengan permata hadiah dari Lynn untuk ulang tahunku yang ke 21 bulan lalu. Aku menyambar shoulder bag hitamku yang diatas kasur karena jamku sudah menunjukkan hampir pukul 10.

Aku menunggu di lobby apartemenku. 10 menit kemudian kekasihku yang tampan, Lynn datang menyambangiku. Dia terlihat sangat tampan dan berseri hari ini. Dengan kaos putih bertuliskan "I the girl who beside me now" dan bermuda pants warna krem tua. Tulisan di bajunya itu membuatku tersenyum malu. Tanpa menunggu lama, Lynn menarik tanganku menuju mobilnya yang diparkir di parkiran apartemen.

Didalam mobil, Lynn tumben sekali memutar lagu. Biasanya ia jarang sekali memutar lagu dalam mobil. Saat itu lagu yang tengah diputar adalah lagu dari Michael Bolton - When A Man Loves A Woman. Hari itu Lynn terlihat sangat berbeda. Dia jadi lebih lembut dan perhatian.

Lynn ternyata mengajakku ke kedai es krim di daerah Braga. Perhatiannya yang menurutku terlalu berlebihan itu membuatku serasa diagungkan dalam hatinya. Entah kenapa aku merasa sangat takut kehilangannya. Kami memesan Strawberry Cream cake. Suasana di kedai ini sangat nyaman. Kedai ini sudah berusia hampir 60tahun. Semuanya masih terasa seperti 60tahun yang lalu. Meja dan kursinya, etalasenya, bahkan perabotan makannya pun masih yang aslinya.

Akhirnya cake yang kami pesan diantar oleh pramusajinya. Hm, rasanya tak rela untuk memakannya. Bentuknya yang lucu dengan potongan strawberry yang dibentuk menjadi hati, sungguh indah. Namun kue itu tak bertahan lama, akhirnya Lynn memotong kue itu dan menyuapinya padaku. Ehm, walaupun kue itu tak manis, jika aku makan sambil menatap Lynn, menatap kedua mata birunya tanpa gula pun kue ini akan terasa manis. Kami sangat romantis hari itu. Minum dari satu gelas yang sama. Hari ini hari terindah yang pernah kulalui bersama Lynn.

Dari kedai es krim di Braga, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Tangkuban Parahu. Perjalanannya cukup lama memang. Menurut legenda, gunung ini merupakan bukti cinta seorang anak yang jatuh hati pada ibunya sendiri. Ketika kami sampai disana, pengunjung yang datang tak begitu banyak. Mungkin bukan musim liburan jadi tak begitu ramai. Hawanya cukup dingin disana. Angin yang berhembus cukup kencang. "Tau gitu tadi aku jaket deh" gumamku. Tiba tiba kurasakan Lynn memelukku perutku dari belakang. Sepertinya dia bisa membaca pikiranku. Sungguh hangat, aku bisa merasakan detak jantungnya di punggungku. Kami terdiam cukup lama di depan mobil.

Ya selama perjalanan, Lynn dengan setia tetap memelukku dari belakang. Menghangatkanku dengan setiap cintanya. Kami menyusuri sepinggir kawah. "Lynn, ayo kesana. Ada toko oleh oleh". Aah mataku tertuju pada satu topi lebar warna pink dengan pita zebra yang dipajang di toko itu. Lynn yang melihatku, langsung mengambil topi itu dan memasangkannya padaku. "Cekrek cekrek" rupanya dia memotretku secara candid dengan DSLR yang sedari tadi menggantung di bahunya. Aku mengambil syal garis garis warna coklat putih dan melilitkan ke lehernya. "Ayo foto Lynn" "Cekrek cekrek". Ya kami berfoto ria selama disana. Mengabadikan keindahan alam Tangkuban Parahu dan juga mengabadikan memori manis kami.

Langit nampak kian gelap. Sepertinya akan turun hujan. "Lynn, udah mendung nih. Yuk jalan lagi, lagian udah jam lima nih". Selama perjalanan Lynn banyak bercerita tentang keluarganya yang di Kanada. "Are you hungry ?" "Uhm just little bit". "So where you want to go now ?" "Ehm, kemaren kan aku gajadi nyari sepatu, gimana kalo sekarang kita cari sepatu buat aku ? Gapapa kan ?" Lynn hanya menggangguk. Dia memacu mobilnya menuju ke pusat perbelanjaan yang kemarin kami sambangi.

Sesampainya disana aku langsung menuju ke butik sepatu langgananku. Hm, wanita mana yang tak meleleh melihat begitu banyak sepatu sepatu cantik bertaburan di depan matanya. Mataku langsung tertuju pada salah satu clog dengan model peep toe . Sepatu clog memang sedang ngetrend sekarang. Haknya setinggi 6cm. Dengan warna merah maroon dan tambahan pita di depannya. Sungguh cantik. "Lynn, sini dulu. Aku cocok gak pake ini ?" "Ya, it look nice for you". Namun petualangan mataku tak berhenti disana. Mataku menemukan sepasang flat shoes warna biru tua dengan lis renda di tepiannya. Simpel tapi cantik. Ok, akhirnya kuputuskan membeli kedua sepatu itu sekaligus. Mahal memang, tapi karena aku suka modelnya jadi tak apalah. "Thankyou ya honey udah nungguin" "Ok, kamu sudah laper sekarang ? It almost 7 pm now" "Yaudah ayo cari makan"

Mobil kami pun berhenti di salah satu nasi goreng di pinggir jalan Ahmad Yani. Walaupun tempatnya hanya di pinggir jalan seperti ini, namun tetap romantis bagiku. Tak harus di restoran mewah dengan candle light dinner. Begini saja pun cukup. Asal dengan Lynn. Ya, dengan James Lynn. Lelaki di istana hatiku.

Selesai makan, Lynn mengantarku pulang ke apartemen. "Thank you Lynn. I'm so happy for today" "Ok, me too. Today will be the best day for me". "See you again Queen, bye" "Bye Lynn"
Seperginya Lynn, aku langsung menuju ke kamar mandi untuk segera membilas tubuh. Rasa kantuk yang teramat, membuatku langsung tidur setelah mandi.

Pagi-pagi sekitar jam 10-an handphoneku berdering. "Siapa yah pagi pagi gini nelpon ?", kuangkat teleponnya namun lama kutunggu tapi tak ada jawaban. Tiba tiba terdengar suara dengan nada tinggi "Hallo ?! Anda temannya Pak Lynn ?! Sekarang cepat ke RS Imanuel, pak Lynn mengalami kecelakaan !" Tiba tiba handphone meluncur turun dari genggamanku. Tangisku meledak seketika.  Teriakkanku menggema diseluruh kamarku.

Kuambil kunci mobilku dan segera kupacu mobilku menuju RS tersebut. Selama perjalanan, pikiran semakin tak karuan. Berbagai perasaan berkecamuk di hatiku. Takut, sedih, khawatir semuanya bercampur. Tangisku semakin parah. "Tuhan, kenapa begitu cepat kau hancurkan kebahagiaanku ! Kami baru saja bersama selama 2 hari. Masih panjang waktu yang ingin kami lalui. Masih banyak impian yang belum selesai kami rajut" teriakanku kepada Tuhan nampaknya sia sia. Kedua mataku sudah basah oleh airmataku.

Akhirnya aku sampai di RS yang dimaksud. Penampilanku sudah seperti orang gila. Yang kupikirkan hanya Lynn ! Hanya Lynn seorang. Sambil menangis kuhampiri resepsionis di meja tamu itu"Mbak pasien kecelakaan yang barusan masuk sekarang dimana ?! Saya mau ketemu mbak !" "Yang mana mbak ? Disini banyak pasien yang mengalami kecelakaan". Karena susah mengatakannya, aku putuskan untuk mencari sendiri dari satu ruang ke satu ruang. Feelingku membawa langkah kakiku menuju ruangan Unit Gawat Darurat. Aku merasa Lynn ada di ruang itu. Namun hatiku tak tega untuk mengintip ke dalam jendela itu. Langkah kaki berhenti 5 langkah di depan jendela itu.

Kakiku bergerak dengan sendirinya menghampiri jendela ruang UGD itu. Jantung berdetak kencang. Aku takut melihat hal yang aku takuti. Tinggal selangkah lagi. Jantungku berdebar kian kencang. Glek, hatiku begitu tertohok melihat sesosok manusia dengan kepala di perban, hidungnya dimasuki selang. Tangannya penuh lecet dan masih berdarah.

Tangisku meledak lagi di depan jendela. Kaki begitu lemas tak kuasa menahan beban tubuhku. Tiba tiba kurasakan cairan dingin menetes dari hidungku dan menetes ke telapak tanganku. Rupanya itu darah. Dan tiba tiba kurasakan tubuhku begitu ringan dan gelap semuanya. Aku pingsan di depan jendela......

Lynn !! Lynn ! Aku terbangun dan langsung meneriakkan namanya. "Tenang mbak, mbak tidak boleh terlalu cape dulu. Nanti mbak bisa pingsan lagi" terlihat seorang bapak bapak berusia sekitar 50an  berusaha menenangkan diriku. "Bapak ini siapa ?", "Saya yang tadi menelpon mbak kesini. Saya pembantu pak Lynn. Saya sudah bekerja semenjak pertama kali pak Lynn menetap di Bandung. Nama saya Ridwan" ujarnya seraya mengajakku bersalaman. "Nama saya Queensha Filiyani, saya pacarnya Lynn. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Lynn, pak ? Kenapa bisa terjadi ?" Airmataku kembali membasahi mataku.

"Pak Lynn tadi pagi berniat untuk memperpanjang visa tinggalnya disini. Namun ketika di belokkan, mobil Pak Lynn ditabrak oleh truk pengangkut motor. Mobilnya terseret sejauh 8 meter. Dengan bagian kaca depan hancur semua. Kepala Pak Lynn terbentur kencang ke kaca yang di depannya. Pak Lynn langsung tak sadarkan diri seketika. Makanya saya cari nomer terakhir yang dia telfon di handphonenya." Hatiku semakin hancur mendengar penuturan dari Pak Ridwan. "Sekarang kondisinya koma. Di kepalanya terjadi pembekuan darah, menyebabkan penyumbatan darah yang mengalir. Kemungkinan untuk selamat hanya 50%". Sontak aku langsung syok mendengar kata "50%" itu keluar dari mulut Pak Ridwan.

Aku masuk ke dalam ruangan dimana Lynn berada. Dia masih tak sadarkan diri. Bibirnya begitu pucat. Semua cahaya cinta yang biasanya kulihat, sekarang hilang entah kemana. Kupeluk tubuhnya, kuguncang - guncang tubuhnya sambil meneriakki namanya. Airmataku menetes ke dadanya. Lynn-ku tak menjawab teriakkanku. Dia tetap tertidur. "Bangun Lynn !! Bangun !! Jangan gini dong ! Aku disini ! Disamping kamu !! Jangan tidur terus ! Please Lynn !" Nampaknya Lynn tetap terbujur kaku. Tak menghiraukan aku yang berteriak disampingnya. "Tuhan, bangunkan Lynn dari mimpinya Tuhan. Jangan biarkan dia tertidur terlalu lama. Aku disini masih menunggu dia untuk bangun."

**********************

Seminggu sudah berlalu namun Lynn masih tak bangun bangun. Setiap hari aku menungguinya di RS. Aku minta cuti sementara dari kerjaku. Sampai suatu hari, mesin cardiograph di samping kasurnya mendadak mengeluarkan suara yang entah aku pun tak mengerti. Segera kukeluar dan kupanggil siapapun dokter yang ada disitu. "Mbak, mbak tunggu diluar dulu. Biar kami disini yang menanganinya" "Tidak ! Aku mau ikut menemani Lynn. Tolong jangan suruh aku keluar mbak.", "Maaf mbak, itu sudah aturannya. Kami mohon mbak untuk keluar". Kemudian tampak seseorang menarikku keluar secara paksa. Pak Ridwan rupanya yang menarikku. "Bapak ngapain narik narik saya keluar ! Saya kan mau sama Lynn didalam sana ! Bapak gausah ikut campur urusan saya !" Aku membentak sejadi jadinya pada Pak Ridwan. "Mbak harus ngerti, Pak Lynn juga tidak mau mbak seperti itu terus terusan. Biarkan para ahlinya menanganinya. Yang bisa mbak lakukan disini hanya berdoa. Berdoa pada Tuhan"

3 jam kemudian, dokter yang menangani Lynn keluar dari ruangan tersebut. "Dokter bagaimana keadaannya ? Baik baik saja kan ?" Gelagatku sudah seperti orang gila, aku menguncang-guncang tubuh Dokter itu. Lalu berjongkong depan pintu dimana Lynn masih terbaring diam disitu. "Lynn sedang dalam kondisi sangat kritis sekarang. Jika dalam waktu 2 hari Lynn tak sadarkan diri, berarti......." Dokter itu tak melanjutkan perkataannya tapi hanya mengangguk saja. "Tidak Dok ! Lynn tak boleh secepat itu meninggalkan aku ! Waktu kami masih panjang !" "Kami sudah berusaha sebaik mungkin nona, sekarang peran Tuhan yang berjalan. Kami tak bisa apa-apa lagi. Sebaiknya nona berdoa" "Berdoa katamu ?! Aku selalu berdoa semenjak peristiwa ini dimulai ! Tapi apa yang kudapat ?! Lynn tetap tertidur disana ?! Tak bangun bangun ?!" Aku menunjuk dada Dokter itu berkali kali. Aku sepertinya sudah kehilangan akal sehatku. Aku meronta sekuat sekuatnya saat Pak Ridwan memegangku. "Sabar mbak. Ini bukan salah Dokter. Mereka juga sudah berusaha sebaik-baik mungkin. Sekarang semua kita serahkan kembali kepada Tuhan"

Malam itu, aku sengaja tidur di RS untuk menemani Lynn. Kebetulan kasurnya cukup besar, aku tak mau sedetikpun melepaskan pelukanku dari Lynn. Aku bisa membaca raut wajah Lynn, sepertinya ia juga kesakitan dalam tidurnya itu. Tak kuasa, airmataku kembali menetes. Aku tak sanggup melihat Lynn seperti itu. Sekujur tubuhnya dipenuhi bekas bekas pengobatan. Tak ada lagi senyuman manis dari bibir yang biasa aku lihat. Tanganku memeluk Lynn. Aku ingin dekat dengan Lynn. Aku tak mau menyia-nyiakan saat saat terakhirku dengan Lynn jika memang ini akan segera berakhir. Walaupun mataku terpejam, tapi sebenarnya aku sama sekali tak bisa tidur.

Pagi harinya, aku sudah bangun pagi pagi sekali. Kusiapkan sarapan bagi Lynn. Bubur dan teh manis. Kembali menetes airmataku saat ingin menyuapi Lynn, dia tak berkutik sama sekali. Membuka mulutnya pun tak mampu. Aku benar benar sudah kehilangan akal sehat. Aku menganggap Lynn baik - baik saja. "Sadar Queen ! Lynn tuh lagi koma !" Aku berteriak pada diriku sendiri. Aku memukul kepalaku sendiri. Aku mendaratkan sebuah ciumanku ke kening Lynn. Kemudian semua terasa begitu sunyi. Semua memori manisku bersama Lynn tiba tiba seperti terputar ulang dan semua tiba tiba berhenti. Lynn yang sekarang tak sama dengan Lynn yang terekam di memoryku. Dia begitu rapuh sekarang. Tak kekar dan kokoh seperti dulu lagi. Seharian itu kegiatan tak lebih dari hanya duduk disamping tempat tidur Lynn. Hingga malamnya aku hanya duduk di samping Lynn. Sambil sesekali menyeka keringat di wajahnya.

Hari ini adalah hari penentuan bagi Lynn. Jika Lynn tetap tak sadarkan diri hari ini, semuanya akan berakhir. Dia tak mungkin hidup lagi. Aku tak henti-hentinya memanjatkan doa agar Lynn bisa membuka matanya lagi, atau sekedar menggerakkan jarinya. Kubisikkan doa doa di telinganya. Agar dia bisa tetap dekat dengan Tuhan. Sampai ketika mesin cardiographnya kembali berbunyi. Saat itu waktu menunjukkan pukul 11 pagi. Dokter dan tim-nya rupanya kali ini sudah bersiap-siap jikalau terjadi sesuatu. Semua peralatan medis, mereka bawa ke dalam. Kali ini aku sudah pasrah. Aku hanya menurut saja saat mereka menyuruhku untuk menunggu diluar. Pak Ridwan yang sedari kemarin malam ikut menemaniku, kembali menguatkanku diluar. "Yang tabah mbak. Semoga dokter dokter itu bisa mengembalikan Pak Lynn seperti dulu". Waktu berjalan sangat lama. Rasanya jarum detik tak bergerak maju. Semuanya serasa berhenti. Dokter yang di dalam tak kunjung keluar, padahal sekarang sudah jam 6 sore. Itu berarti sudah 7 jam mereka berusaha di dalam. Tepat pukul 8 malam, Dokter ketua yang menangani Lynn semenjak awal, keluar dari ruangan dan melepas maskernya.

"Dok ?" Belum apa apa mataku sudah kembali menangis. "Dok ayo bicara !" "Nona, semua sudah berakhir. Kami telah berusaha semampu kami. Namun Tuhan nampaknya lebih sayang dengan Tuan Lynn". "Jadi maksud Dokter... Lynn ??" "Maaf nona, kami sudah maksimal. Tapi ternyata jalannya harus begini" "LYNN !!!" Segera kuberlari ke dalam. Disana ada sesosok mahluk yang ditutupi kain putih. Jemariku bergetar saat berusaha menggapai kain yang menutupinya. Tanganku yang sebelah lagi menutupi mulutku. Perlahan kubuka kain itu, dan terbujur kaku disana, seorang pria yang telah mencuri hatiku. Tubuhnya begitu dingin. Kehangatan yang biasa kutemui dalam setiap jengal tubuhnya, sekarang entah sudah menguap kemana. Sama sekali tak ada gerakkan dari tubuhnya.

"LYNN, KENAPA KAMU TEGA TINGGALIN AKU ?! INI BOHONGAN KAN LYNN ?!! AKU TAU KAMU DENGAR AKU NGOMONG !! BANGUN DONG LYNN !! LYNN !" Dia sama sekali tak bereaksi terhadap teriakanku. Kupukul pukul badannya, namun tetap nihil. Tak ada apapun yang terjadi. "LYNN !!!!" Teriakkanku membawa Pak Ridwan datang menghampiriku dan memelukku. "Sudah mbak, ini sudah jalannya. Tuhan sayang sama Pak Lynn, jadi Tuhan ambil dia untuk menghuni istananya. Lebih baik mbak relakan Pak Lynn. Jangan begini terus. Pak Lynn pasti sedih melihat mbak begitu" aku terduduk di lantai dan menangis dalam pelukan Pak Ridwan. Hanya tangisan yang keluar dari mulutku, tak ada kata kata apapun. Aku bangkit dan kembali memeluk Lynn sudah tak bernyawa. "Lynn aku sayang sama kamu. Cinta kita bakal kekal. Kamu bawa cinta kita ke alam abadi". Tak ada lagi airmataku yang keluar. Mungkin sudah kering karena terlalu sering aku menangis. Kukecup Lynn untuk terakhir kalinya. Kecupan yang akan dibawa Lynn ke alam baka.

Karena Lynn orang Kanada, tradisi disana jika ada yang meninggal, jenazah akan di kremasi dan abunya ditaburkan di daerah asal. Hatiku dilema membayangkan jasad Lynn di kremasi. Aku semakin tak tega. Tapi harus bagaimana lagi. Itu sudah tradisinya. Mau tak mau aku harus rela untuk prosesi kremasi itu.

Prosesi kremasi Lynn hanya dihadiri oleh teman teman dekatnya. Karena Lynn tak memiliki family disini. Dan tak ada yang punya nomer telepon keluarga Lynn di Kanada. Lancang memang, melaksanakan kremasi ini tanpa memberitahu keluarganya terlebih dahulu. Tapi tak mungkin kan, jasad Lynn kami simpan hingga kami menemukan keluarga Lynn di Kanada.
Saat jasad Lynn dimasukkan kedalam tungku pembakaran, separuh jiwaku tak rela Lynn pergi begitu cepat. Aku lari dari kursiku menuju ke peti kemas Lynn. Kutatap wajah Lynn untuk terakhir kalinya. Kupeluk raganya yang tak bernyawa lagi untuk terakhir kalinya. Saat petinya dimasukkan ke dalam tungku, aku menjerit dan meronta. Seakan sebagian dari tubuhku ikut terenggut. Teman-temannya mencoba menenangkanku. Mencoba mendiamkanku yang meronta ronta di dalam situ.

2 jam lamanya kami semua menunggu kremasi itu selesai. Abu jasad Lynn ditaruh di dalam pot. Pastor kremasi memberikan abu jasad Lynn kepadaku. Didalam pot itu, tersimpan seluruh raga seorang pria yang menjadi raja di hatiku. Semua memori manis kami tersimpan erat dalam pot itu.


*************************

Sekarang, aku pindah sudah berada di Bruges, salah satu kota di Brussel. Kota yang kuno namun sangat romantis. Sudah 2 minggu lamanya aku disini. Suasana kotanya yang hangat, romantis, membuatku enggan cepat cepat melangkahkan kakiku kembali ke Indonesia. Aku datang kesini karena ada tugas dari kantorku. Ini sudah 2 tahun berlalu semenjak kematian Lynn. Kepergiannya sempat membuatku depresi berat selama kurang lebih setahun. Kehidupanku jadi berantakkan. Sampai - sampai temanku mengajakku ke psikologi untuk mengobatiku. Akhirmya aku sadar, aku harus melanjutkan hidupku. Hidupku tak boleh berhenti disini. Aku harus bangkit untuk Lynn. Lynn disana pasti tersenyum padaku. Dia selalu hadir disetiap hariku. Tetap menjadi penyemangatku.

Sebagaimana pun aku mencoba tabah, namun hati kecilku masih saja teringat dengan semuanya tentang Lynn. Bola matanya yang berwarna biru, rambutnya. Hm, sudahlah. Bagaimana pun aku tak akan bisa melupakan semua kenanganku bersama Lynn. Namun aku harus tetap meneruskan hidupku. Kedatanganku kesini sekaligus untuk menaburkan abu jasad Lynn. Aku pikir Lynn akan lebih tenang jika ia dibawa pulang ke kampung halamannya. Rupanya keluarga Lynn sudah pindah dari Bruges. Tidak ada yang tahu kenapa. Niatnya, aku ingin mengembalikan abunya kepada keluarga disini. Namun keluarganya entah berada dimana sekarang. Akhirnya kuputuskan menabur abu Lynn di pantai di kota Bruges. Kutaburkan di sisi bibir pantai. Semoga ombak membawanya pergi dengan damai. Membawa pergi semua memory manis kami, membuat pergi cinta suci kami. Semoga kau tenang disana Lynn. Tunggu aku di sana. Aku yakin, bila tiba saatnya, aku akan menemui di istana Tuhan. Dimana cinta kita kan tetap bersemi. Lynn, you'll always be my king, and I'll always be your queen.

***************************

Friday, August 26, 2011

Movie on Move

Hay cemans-cemans. Lama tak bersua yaaaah. Ketemu lagi bersama saya si bocah tua kece dari rumah sebelah. Kali ini eke mau curhat tentang kisah hidup gue yang teramat tragis layaknya Amira yang bisa sampe Hongkong *plaaaak !! Maaf obsesi berlebihan.
Yang bener eke mau cuap cuap dikit tentang beberapa film yang lumayan cucok buat ditonton di hari liburan dimana mentari bersinar terang dan burung berkicau indah. *jeng jeng jeng jeng ini diaaaa !!!
1.Hairspray
Film ini menurut gue keren banget. 60s nya kerasa banget. Dari mulai fashion pemerannya, mobil-mobil yang berseliweran di jalanan, gaya musiknya, sampe ke pertokoannya. Well, it's amazing.
Dibintangi oleh si ganteng Zac Efron, bintang muda berbadan lebar, Nikki Blonsky. Yang lucu disini, John Travolta berdadan seperti perempuan berbadan lebar juga (buah jatuh tak jauh dari pohonnya) menjadi ibunda Nikki. Film ini cocok ditonton dengan keluarga untuk mengisi liburan :)
2. Wild Childs
Sebenarnya film ini kurang laku di pasaran, tapi bisa jadi teman penghilang bosan kala liburan ya. Ini bercerita tentang seorang anak perempuan kota yang dipindahkan sekolahnya ke sekolah berasrama di desa (padahal keren menurut saya kalo sekolahnya asrama kaya gitu). Ya secara dia itu orang kota, pas datang ke sekolah itu dandannya paling beda dengan anak anak disana. Koleksi pakaian fashionable semua.
Sampe ada satu adegan dimana dia udah di dalam asrama itu, rok sekolah yang dikasih dari sekolahnya dirombak sama dia dan *triiiinngg jadi rok sekolah model high waist. Kerennya lagi siswi siswi disana sepatunya pake semacam pentofel gitu, dia malah pake stiletto. Bagi yang pengen tontonan ringan yang gak perlu pemikiran tinggi, film ini boleh dicoba looooooohh ;)
3.Endless Love
Nah yang satu ini, filmnya udah rada jebret gimana gitu. Tapi tetep enak dan selalu nyaman untuk ditonton. Ini film tahun 1981. Ceritany sangat klasik. Aku pernah nanya mama aku, katanya film ini salah satu film yang lumayan populer di zamannya.
Film ini sedihnya gak nanggung. Bener bener mengharubiru. Memang sedikit panas karena ada adegan *peep*-nya (posternya juga rada *ehem). Dibintangi oleh Brooke Shield yang kala itu masih muda bangeeet dan Martin Hewitt sebagai pasangannya.
Film ini sad ending cemans. Bikin mewek semewek meweknya. Ini film romantis nya ya ada, sedih nya ya ada, pokonya bisa banget bikin emosi kita pindah pindah. Recomended banget deh bagi yang suka film romantis klasik.
5. Ghost
Ini juga merupakan salah satu film jadoel yang "te o pe be ge te" untuk ditonton. Film awal tahun 90an. Plotnya sih biasa aja yah. tapi atmosfir dan feel yang tercipta dari film itu, wow ! bener bener menarik semua orang untuk ikut larut dalam cerita itu. Pemeran wanitanya Demi Moore, wih masih muda di film ini, pemeran prianya Patrick Swayze (sekarang udah meninggal sih), dan ada satu pemeran yang lucu banget menurut saya, yaitu Whoopi Goldberg. Dia jadi perantara setelah Sam (Patrick Swayze) meninggal untuk bisa berinteraksi dengan Molly (Demi Moore), dan kebetulan May Brown (Whoopi Goldberg) bisa merasakan kehadirannya Sam.
Memang rada fiktif cerita ini. Cuman ini bener bener ngebuktiin besarnya cinta si Sam ke Molly walaupun raganya tak ada lagi. Salah satu film legendaris yang pamornya gak kalah sama Titanic
6. Devil Wears Prada
Kalo yang satu ini, mungkin udah gak asing lagi ya. Ini salah satu film drama terfashionable yang pernah aku tonton. Gimana engga, semua fashion things ada di film ini. Kisahnya tentang Andrea Sachs (Anne Hathaway) yang bekerja di salah satu majalah fashion Runway sebagai asisten dari eksekutif majalah itu, Miranda Priestly (Meryl Streep) yang terkenal sangat jutek dan dingin.
Berbagai macam jenis barang fashion ikut ambil andil dalam film ini. Bagi para cewe cewe kece, pasti bisa bikin melotot ngences ddeh. Cobain nonton deh. Gak terlalu berat kok filmnya, cuman 1 dvd doang *abaikan saja.
*******************************
Ya sekiranya sekian cuap cuap basah dari saya. Semoga bahasan ini bisa menjadi sesuatu untuk khalayak semua. Sampai ketemu lagi di episode selanjutnya. Dan jangan lupa untuk dukung saya di pemilihan Miss Serba Bisa tahun 2011 ya. Muaaaachhhh :-****

Sunday, May 15, 2011

Four Our Studio

Guys ! Finally kelompok aku udah selese sampe tahap terakhir. Kebetulan kelompok aku kali ini adalah kelompok untuk program acara Breaking News. Persiapan kita selama 5 bulan terbayar sudah dengan selesainya kegiatan kami.
"Cakrawala Berita" itu nama acara Breaking News kami, dan perlu diketahui kita adalah generasi pertama dalam penggunaan virtual set, generasi pendahulu kita masih menggunakan set buatan. Dan kami usahakan untuk memberikan hasil yang semaksimal mungkin dalam virtual set yang pertama ini. Selain itu, kita juga sempet sekalian bikin soft news (semacam berita feature gitulaah). Totalnya kita ngerjain 2 acara untuk 1 kebutuhan. Banyak atau sedikit kenangan yang tertinggal pastinya akan memberikan memori tersendiri bagi semuanya. Aku pribadi berharap selama proses ini setidaknya ada hal yang bisa petik dari segalanya.

Saturday, May 14, 2011

My Whole Dream


Hebat ! itu kata yang bisa aku ucapin saat pertama kali melihat mahluk satu ini. Engga tau ibunya ngidam apa pas hamil dia. Sampai dia bisa jadi sesempurna gitu. Walaupun di dunia ini gak ada yang sempurna sih yahh. Dia tuh kaya pahatan patung Yunani. Entahlah, ngeliat foto dia aja bisa bikin aku semangat buat jalanin hari hari, walopun segimana betenya hari itu.
Belom ketemu aja udah bisa bikin aku kekelepekan kaya gini, gatau gimana kalo akhirnya aku ketemu langsung sama dia. Aku gak bisa bayangin, dan aku gamau bayangin. Biarin itu jadi kenyataan dengan sendirinya aja.

Namanya Ryan Terry, kelahiran 16 Novemeber 23 tahun yang lalu. Postur tubuhnya yang sempurna bisa buat semua orang terpesona. Pokonya perfect banget banget banget banget banget banget. Dia sekarang jadi inspirational people in my life. Berharap suatu hari keajaiban datang trus aku bisa ketemu sama dia. AMIIIIINN.
Ini beberapa foto Ryan Terry yang jadi koleksi aku

Saturday, April 16, 2011

Water Horse The Legend of The Deep

Kali ini saya mau ngereview film yang saya baru tonton guys. Sebetulnya saya sudah beberapa kali ya nonton film itu tapi it's ok lah. Now i wanna share it to you.

Judulnya tuh "Water Horse". Cerita ini sebenarnya bersumber dari legenda masyarakat Skotlandia yang mempercayai bahwa di danau Lochness tersembunyi satu monster laut purba.
Pernah ada seseorang yang berhasil moto-in monster purba itu

ini hasil fotonya, tapi setelah diselidik, ternyata ini foto palsu dan yang difoto pun sebenarnya bukan si Nessie (panggilan untuk sang monster), melainkan itu cuman boneka buatan.

Di filmnya tuh diceritain ada anak laki laki namanya Angus, tapi saya lupa nama lengkapnya apa. Dia tuh nemuin telor gitu di pinggir pantai. Telornya bagus banget, kaya mozaik gitu, warna biru. Pas dibawa pulang eh taunya si telornya netas. Keluarlah mahluk kecil yang imuuuuuuuutt banget (menurut saya sih gitu), dikasih nama Crusoe sama si Angus. Yah secara garis besar si Angus tuh ngerawat tuh mahluk ampe dia gede. Sampe suatu hari si Crusoe udah ga muat lagi disembunyi di bak mandi, akhirnya si Crusoe di "transmigrasikan" ke danau di deket rumah Angus (ya gak deket deket amat sih). Trus di pinggir danau gitu para tentara tuh bikin benteng pertahanan yang pake meriam. Oneday, mereka kira si Crusoe tuh adalah kapal musuh dari Jerman, ditembaklah si Crusoe sama mereka. Si Angus otomatis get very shocked liat Crusoe digituin, karena si Angus sama Crusoe kayanya punya ikatan batin yang kuat banget. Buktinya si Crusoe ngerti apa yang si Angus omongin, sampe sampe si Crusoe juga ikutan nangis waktu liat Angus nangis karena si Crusoenya ditembakin mulu. Akhirnya si Crusoe nurutin kata si Angus buat pergi dari danau itu buat kabur ke laut. Nah itu saat saat paling menegangkan dan menyedihkan, especially for me, sumpah deh sedih liatnya. Pokonya setelah perjuangan besar, akhirnya si Crusoe bisa kabur dari danau. Semenjak kejadian itu, gak ada lagi yang ngeliat mahluk itu lagi, bahkan Angus sendiri juga sampai akhir hayatnya gak pernah liat si Crusoe lagi.
Si Crusoe (Nessie) masih jadi misteri sampe sekarang di Skotlandia. Orang disana percayasi Crusoe (Nessie) tuh masih bersembunyi didalamnya lautan Skotlandia.
Beneran deh guys, ditonton filmnya, menurut saya sih ini seru dan menegangkan.
you must check it guys ! :)

Thursday, April 14, 2011

Look at the Looklet

hey guys, how are you ? Setelah sekian lama banget nget nget nget gak posting lagi, dan ini postingan kedua. Horeeeee !
Kali ini saya mau bahas tentang sebuah website fashion design yang namanya Looklet. Linknya bisa di check di http://looklet.com/ . Disini tuh kalian bisa ngedesain style yang kalian suka sesuai dengan clothes yang ada, dan emang semua baju, aksesoris, tas sampe sepatunya bukan rekaan biasa tapi beneran ada barangnya. Kebayang kan kalo looklet itu suatu mesin pencipta barang, so kita tinggal klik aja apa yang kita mau and voilaaa, keluar deh apa yang kita pilih. Untuk kalian ingat, sepatunya bisa bikin para wanita iri setengah mati. :D

pokonya bagi kalian yang hobby fashion designing ato hobby styling, you must check this page guys ! trust me, you'll get addict !